Ketika hal buruk terjadi
Sama seperti mendung dan cerah, cuaca dan bencana ada di luar kendali kita. Memahami delapan kondisi duniawi dan kenyataan bahwa dunia ini tak tetap, tak dapat diduga, tidak sempurna, selalu berubah.
Jika pohon yang kamu tanam, kamu
rawat dengan seksama, tertiup angina kencang dan tumbang, apa yang akan kamu
lakukan? Dapatkan kamu melawan angin yang kencang? Jika kamu melawan angina
kencang kamu bisa terluka. Sebaliknya ketika angina kencang datang,
berlindunglah di dalam rumah, ketika angina kencang berlalu, bersihkan halaman
dari dahan, ranting, dan daun mangga yang tumbang, lalu tanam dan rawat pohonmu
kembali.
Hal ini bukan berarti menjadi pesimis
dan tidak mau berusaha sama sekali. Namun artinya, jika hal buruk terjadi, kita
mungkin akan merasa kecewa, tetapi kita tidak perlu marah-marah, kita akan
tetap tenang, tetap menjadi baik, dan menanti saat yang tepat untuk kembali
berusaha atau berusaha dengan cara yang lain.
Bagaimana jika kita telah
berkali-kali berusaha, namun masih saja kemalanagan menimpa kita? Terhadap
hal-hal di luar kendali, kita hanya dapat menyikapinya dengan bijak sehingga
kita tidak terlalu larut dalam kegembiraan atau kekecewaan.
Saat kegagalan atau kemalangan
menimpa, misalnya kita rugi, ternista, dipisahkan, atua menderita, selama kita
sudah berjuang dengan niat baik dan kesungguhan, kita tidaklah terlalu bersedih
dan mampu menanggungnya. Kita memahami bahwa segala sesuatu di duni ini tidak
tetap, selalu berubah. Ada pepatah mengatakan bahwa hidup itu seperti roda,
kadang kita ada di atas, dan kadang ada di bawah. Pada saat kita menikmati
kesuksesan, jangan lupa tetap waspada dan suka menolong. Saat kita sedang di
bawah, janganlah bebruat jahat dan tetaplah tekun berupaya.







0 komentar:
Posting Komentar